Puruk Cahu, Mediakotaonline.com —
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Murung Raya, Lynda Kristiane, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mempercepat penurunan angka stunting sekaligus memperkuat ketahanan pangan desa. Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Pelatihan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang digelar di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Tira tangka balang Puruk Cahu, Kamis (23/10/2025).
Dalam laporannya, Lynda menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus berupaya menurunkan angka stunting sebagai salah satu prioritas nasional, dengan melibatkan peran aktif pemerintah desa, kader pembangunan manusia, PKK, dan masyarakat.
“Kuncinya ada di Kepala Desa. Mereka ujung tombak dalam menurunkan angka stunting. Apresiasi kami kepada seluruh Kepala Desa yang telah menganggarkan dan melaksanakan program penurunan stunting sehingga prevalensi di Murung Raya turun signifikan dari 22 persen menjadi 15,8 persen,” ujar Lynda disambut tepuk tangan peserta.
Ia menambahkan, penanganan stunting tidak hanya dilakukan melalui intervensi kesehatan, tetapi juga lewat pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan desa. Lynda menyoroti pentingnya pengelolaan hasil panen agar tidak menumpuk di tingkat desa tanpa akses pemasaran yang jelas.
“Beberapa desa menanam komoditas serupa seperti padi dan jagung. Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar pemasaran hasil panen dapat difasilitasi, baik melalui BUMDes maupun koperasi. Jangan sampai masyarakat sudah menanam dengan semangat, tapi hasilnya tidak terserap pasar,” tegasnya.
Dalam arah kebijakan tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Murung Raya menetapkan 15 desa sebagai lokus prioritas penanganan stunting. Setiap desa mendapatkan alokasi dana sebesar Rp100 juta untuk kegiatan pencegahan dan penanganan stunting, termasuk pengadaan alat antropometri, pemberian makanan tambahan, susu, tablet tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri, serta promosi gizi dan sanitasi.
Lynda juga mengumumkan rencana pelaksanaan Jambore Kader Posyandu sebagai ajang edukasi gizi dan inovasi pangan lokal. Salah satu program menarik yang akan dihadirkan adalah pelatihan olahan ikan haruan (gabus), yang diketahui memiliki kandungan protein dan albumin tinggi melebihi ikan salmon.
“Kami ingin mengajarkan kepada masyarakat cara mengolah bahan pangan lokal agar menarik bagi anak-anak. Banyak keluarga yang mampu secara ekonomi, tapi kurang pengetahuan dalam menyusun menu bergizi,” jelasnya.
Sebagai wujud keberlanjutan edukasi gizi, DPMD bersama TP PKK dan BKB juga akan meluncurkan buku resep bergizi bagi balita dan ibu hamil berisi 48 menu sehat berbasis pangan lokal. Buku tersebut diharapkan menjadi panduan praktis keluarga di pedesaan.
Kegiatan Pelatihan 1000 HPK ini dihadiri oleh para Kepala Desa, Ketua PKK Desa, kader pembangunan manusia (KPM), serta perwakilan puskesmas. Narasumber utama berasal dari Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat yang membahas strategi intervensi spesifik dan sensitif dalam menekan angka stunting di tingkat desa.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, kapasitas aparat desa dan kader meningkat, sehingga mampu merancang dan melaksanakan program penurunan stunting dengan tepat sasaran,” tutup Lynda.
(Luki)
0 Komentar